Setelah membaca artikel yang berjudul "Fatwa KH. Hasyim Asy'ari, Penggerak Utama Peristiwa Besar Bangsa Indonesia." hingga akhir, saya baru tahu dan mengerti betapa berpengaruhnya sosok KH. Hasyim Asy'ari. Hanya dengan mengeluarkan fatwa saja mampu menyulut api perjuangan rakyat Indonesia. Dengan wibawa dan kharismanya sebagai salah satu ulama kala itu, memberikan energi jihad yang sangat besar bagi bangsa Indonesia.


Membaca artikel ini seakan-akan ikut bersama berjuang di medan perang kala itu. Sebuah sejarah yang tidak banyak diketahui orang, yang menjadi latar belakang perlawanan dalam sebuah pertempuran besar di kota Surabaya pada 10 November 1945. artikel ini mengingatkan kita pada sejarah-sejarah kelam yang hampir terlupakan.


Konsep jihad yang begitu mengagumkan, yang dipelopori oleh KH Hasyim Ashari tentu menjadi taktik peperangan yang paling hebat. Sebab hanya dengan berfatwa saja mampu mengancam eksistensi penjajah di negara kita. Dan tentu hal tersebut tidak semua orang mampu melakukannya, bahkan ulama sekalipun. Meskipun pada akhirnya beliau tidak dikenang dalam peristiwa 10 November ini.


Bahkan saya tidak menyangka, hanya dengan berkata "Semua umat Islam yang berada di 94 km, maka Fardu 'Ain membela Surabaya" saja mampu membunuh dua jenderal besar Inggris. Meskipun pada kenyataannya hal tersebut merupakan kesalahpahaman karena tidak adanya koordinasi antara pemerintah dan rakyat Indonesia. Namun pertumpahan darah karena sakit hati akibat perlakuan di masa kelam yang kejam tetap menjadi racun bagi dendam bangsa Indonesia kepada mereka.


Memang dalam sejarah, baik secara kemerdekaan maupun sejarah agama Islam KH Hasyim Asy'ari memiliki pengaruh yang sangat besar. Salah satu buktinya beliau mampu membentuk perserikatan organisasi keagamaan yaitu Nahdlatul ulama, yang saat ini merupakan organisasi terbesar di Indonesia. Dan organisasi tersebut memberikan sumbangsih yang sangat besar terhadap masa depan Indonesia. Selalu melahirkan tokoh-tokoh agama dan bangsa yang memiliki hubbul Wathon yang sangat kuat. Sehingga tidak heran apabila pada saat pertempuran 10 November KH Hasyim Asy'ari mampu menyulut semangat pejuang kemerdekaan. jangankan masyarakat Surabaya, bahkan seluruh masyarakat bangsa ini pun mampu tersudutkan oleh satuannya.


Namun yang membuat saya heran, kenapa keberadaan sosok KH Hasyim Asy'ari tidak disangkut pautkan sama sekali dalam sejarah pertempuran 10 November di Surabaya. Dalam membaca artikel ini saya merasa ragu. Apakah memang sejarah yang tidak pernah mengungkapkan keterlibatan KH Hasyim Asy'ari, atau memang substansi dari artikel ini mengada-ada? Ataukah memang wawasan saya yang kurang luas mengenai peristiwa pertempuran 10 November ini. Sebab artikel ini tidak memberikan sumber yang jelas mengenai keterlibatan sosok KH Hasyim Asy'ari ini.


Namun secara substansi, artikel ini memberikan sebuah penjelasan yang runtut dan gamblang mengenai keterlibatan sosok ulama besar ini. Dan percaya atau tidak, memang konsep jihad seperti ini harusnya dimiliki oleh para dai. Bukan berarti setiap dai harus mampu menyulut kobaran api peperangan. Namun maksud saya adalah bagaimana seorang mujahid mampu merubah atau memberikan pengaruh kepada orang yang didakwahinya. 


Ini merupakan refleksi perjuangan yang sangat menginspirasi. Namun memang hal itu patut dipercaya karena sosok KH Hasyim Asy'ari merupakan ulama besar. bahkan ulama dari semua ulama di Indonesia bahkan di seluruh dunia. Bahkan pantas untuk disebut sebagai guru pahlawan dari semua pahlawan di Indonesia. Hal tersebut terbukti, seorang Soekarno sekalipun harus meminta pendapat dari KH Hasyim Asy'ari untuk menuntaskan masalah penjajahan di negeri ini. itulah pengaruh-pengaruh ulama yang selalu memberikan solusi untuk kemajuan bangsa. Maka salah apabila ada orang yang mengatakan ulama merupakan musuh Pancasila.